Kamis, 25 November 2010

HILANGNYA TUGAS BAHASA INDONESIA

Panas, itulah yang aku dan teman-temanku rasakan saat ini. Dengan langkah yang lemas kami terus berjalan menuju rumah kami masing-masing. Jarak antara rumahku, rumah Dian, rumah Ema, rumah Imah, rumah Eva dan rumah Dwi memang tidaklah  jauh, maka setiap berangkat dan pulang sekolah kami selalu bersama-sama.
“Karinnnn, tunggu aku,” teriak Ema dari belakang sambil berlari.
“Darimana kamu Em? Lama banget kita nungguin kamu,” sahutku.
“Iya, lama banget. Sampai kering nih tenggorokkanku,” sambung Imah.
“Maaf ya, aku tadi dipanggil Pak Hartana,” jawab Ema.
“Emangnya ada apa Em? Kok Pak Hartana memanggilmu?” tanya Dwi.
“Tadi beliau lupa ngasih tahu kalau kelas kita ada tugas, jadi beliau memanggilku untuk menitipkan tugas ini untuk kita dan teman-teman yang lain,” kata Ema sambil menunjukkan selembar kertas.
“Aduh, tugas lagi. Ramadhan gini kok tugasnya banyak banget sih,” keluh Dian.
“Jangan gitu Yan, puasa-puasa gini kita enggak boleh mengeluh,” kata Eva.
“Iya, bener tuh. Emang tugas apaan Em?” tanyaku.
“Ini, tugas untuk membuat cerpen, dikumpulin besok Rabu” jawab Ema.
“Waduhhh, membuat cerpen? Aku mana bisa ngerjain?” sambung Imah.
“Bener Im, mana imajinasiku lagi mampet lagi. Haduh,” kata Dwi.
Kami terus berjalan sambil memikirkan tugas yang diberikan Pak Hartana. Sampai-sampai kami melupakan rasa panas siang itu. Setelah aku sampai di rumah, aku langsung ganti baju lalu sholat Dzuhur. Kemudian aku menghampiri Ibuku dan bercerita tentang tugas yang diberikan Pak Hartana tadi.
“Bu, aku dapet tugas buat cerpen. Kira-kira mau buat cerita tentang apa ya?” tanyaku pada Ibu.
“Buat saja cerita tentang aktivitasmu di Bulan Ramadahan ini,” jawab Ibu.
“Enggak menarik.” sahutku.
“Ya sudah, terserah kamu.” kata Ibu.
“Ah, bantuin aku dong bu. Aku lagi enggak punya inspirasi nih,” rengekku.
“Ibu tidak tahu, orang Ibu dulu tidak pernah dikasih tugas kayak gitu. Tanya saja sama teman-temanmu.” Jawab Ibu
Aku pun kesal karena Ibu tidak bisa membantukku. Lalu aku masuk kamar dan  tidur-tiduran di kasur sambil mainan ponsel.
“Ah, ngumpulin tugasnya kan masih lama, mending buat ngerjain tugas yang lain dulu,” gumamku.
Lalu, aku pun mengerjakan beberapa tugas yang belum kuselesaikan. Ada Bahasa Jawa, Matematika dan IPS Sejarah. Karena terlalu banyak tugas yang diberikan, maka aku pun mengerjakannya sampai pukul 17.00 WIB. Lelah sekali badan ini rasanya. Lalu aku sholat Azar kemudian mandi.
Setelah pukul 17.41 adzan Maghrib pun berkumandang. Aku pun segera berbuka puasa lalu sholat Maghrib. Setelah itu aku menonton televisi. Di televisi banyak sekali sinetron-sinetron. Aku pun berpikir, apa nanti cerpenku akan kubuat seperti cerita di sinetron yang kutonton itu. Tak berapa lama, adzan Isya’ berkumandang. Aku bergegas untuk berwudhu lalu pergi ke Masjid untuk sholat Isya’ dan sholat Tarawih.
Enam haripun berlalu dengan cepat, dan aku belum juga membuat cerpen. Padahal hari ini sudah hari Selasa dan besok cerpen itu harus dikumpulkan. Aku semakin bingung, Lalu aku pergi ke rumah Eva untuk menanyakan tugas Bahasa Indonesia itu. Ternyata di sana juga ada Ema, Dwi, Dian dan Ayu.
“Woy, ngapain kok pada rame-rame disini?” teriakku.
“Ini, lagi bingung cari inspirasi, hehe,” kata Dwi.
“Ha? Inspirasi buat apaan?” tanyaku heran.
“Ya ampun Karin, kita cari inspirasi ya buat ngerjain tugas Bahasa Indonesialah,” sambung Ema.
“Emang belum pada ngerjain ya? Payah semua,” kataku.
“Belum, emang kamu udah ngerjain, Rin?” tanya Dian
“Belum juga. Hehe. Aku juga enggak punya inspirasi,” jawabku.
“Yah, gubrak deh,” sambung Ayu.
Karena teman-temanku juga belum membuat cerpen, aku pun memutuskan untuk pulang.
Sampai di rumah, aku langsung menyalakan komputer dan mulai membuat cerpen. Pertama-tama aku masih bingung mau mengetik apa. Tapi lama-kelamaan, inspirasi itu datang sendiri dan terus mengalir di otakku. Sambil mendengarkan musik, aku terus mengetik. Entah apa yang aku ketik dalam cerpenku, yang penting aku sudah membuat cerpen dengan pemikiranku sendiri. Setelah dua jam berlalu, cerpenku pun sudah selesai kuketik. Kemudian aku print dan aku baca, ternyata karyaku tidak jelek-jelek amat. Lumayanlah untuk dikumpulkan ke Pak Hartana.
Esok harinya aku berangkat ke Sekolah. Seperti biasanya, aku berangkat bersama dengan Dwi, Ema, Dian, Imah dan Eva. Kami berjalan sambil membicarakan tugas Bahasa Indonesia.
 “Eh, temen-temen. Udah pada buat cerpen belum?” tanya Dian.
“Udah,” jawabku, Ema, Eva, Dwi dan Imah bersama-sama.
“Cerpenmu judulnya apa, Mah?” tanyaku.
“Persahabatan. Kamu, Rin?” jawab Imah.
“Pertengkaran.” kataku.
Kami pun terus bercerita sepanjang jalan.
Sesampainya di Sekolah, kami langsung masuk kelas dan duduk di bangku masing-masing. Karena cerpen Imah ada yang kurang, dia meminjam cerpenku untuk mengkoreksi apa yang kurang dari cerpennya. Tapi aku lupa mengambilnya. Setelah bel berbunyi, aku mengambil Al-Qur’an. Memang, kegiatan di Sekolahku setiap pagi sebelum pelajaran dimulai adalah bertadarusan. Tigapuluh menit kemudian bel berbunyi. Jam pertama pun dimulai. Pak Hartana masuk ke kelas kami.
“Selamat pagi, Pak,” ucap anak-anak IX C bersamaan.
“Selamat pagi juga anak-anak. Apakah ada tugas?” tanya Pak Hartana.
“Ada.” jawab Bayu si ketua kelas.
“Bayu, tolong kumpulkan tugasnya,” kata Pak Hartana.
Bayu pun mengumpulkan pekerjaan teman-teman yang lain. Aku pun mencari cerpenku. Tapi tidak ketemu.
“Yu, kamu udah ngumpulin cerpenku?” tanyaku pada Bayu.
“Belum.” jawabnya dengan enteng.
“Terus cerpenku mana?” kataku.
“Ya enggak tahu, orang enggak ada kok.” kata Bayu.
“Ya anak-anak, cerpennya sudah dikumpulkan. Dan yang tidak mengumpulkan tidak akan mendapatkan nilai.” kata Pak Hartana.
Aku sangat takut mendengar perkataan Pak Hartana tadi. Aku jadi tidak bisa konsen belajar hari itu karena aku sangat sedih.
“Kamu kenapa, Rin? Kok kayaknya ada masalah?” tanya Ema.
“Iya, Rin. Kamu kenapa? Kayaknya tadi pagi enggak apa-apa deh.” sambung Imah.
“Cerpenku tadi hilang.” jawabku sedih.
“Loh, kok bisa?” tanya Dwi.
“Enggak tahu, kayaknya tadi udah aku taruh meja.” kataku.
“Yang sabar ya, Rin.” kata Dian.
Aku jadi semakin sedih karena perkataan teman-teman tadi.
Setelah bel pulang berbunyi, aku pulang bersama teman-temanku. Aku masih merasa sedih karena kejadian tadi siang. Tapi aku merasa aneh, karena tanggapan mereka seperti tidak peduli kepadaku. Dan kesedihan itu terus berlanjut selama beberapa hari. Sampai-sampai aku tidak konsen belajar, karena takut kalau nilai tugas cerpen itu akan berpengaruh banyak terhadap nilai rapor nanti.
Hari ini adalah hari Senin. Dan hari ini ada pelajaran Bahasa Indonesia.
“Selamat pagi anak-anak,” kata Pak Hartana.
“Selamat pagi, Pak,” jawab murid-murid.
“Hari ini Bapak akan membacakan nilai cerpen kemarin.” kata Pak Hartana.
Aku pun menjadi takut karena cerpenku kemarin tidak ditemukan.
Tapi ternyata aku mendapat nilai. Aku sangat heran kenapa aku juga mendapat nilai, padahal kemarin cerpenku sudah hilang. Tapi aku merasa lega karena aku mendapatkan nilai. Jam Bahasa Indonesia pun telah usai, sekarang waktunya untuk istirahat.
“Eh, masak aku dapet nilai tadi? Padahal kan kemarin cerpenku hilang,” kataku pada teman-teman.
Tapi teman-teman yang lain hanya tertawa cekikikan melihatku.
“Ada apa? Ada yang lucu ya?” tanyaku.
“Enggak ada,” jawab Ema.
“Lha terus kenapa kalian tertawa?” kataku.
“Tau enggak, Rin. Kamu tuh kemarin kita kerjain.” kata Imah.
“Ha? Maksudnya?” tanyaku heran.
“Kemarin tuh cerpen kamu udah dikumpulin sama Imah tapi kamu nggak tahu,” kata Eva.
“Iya, Rin. Sampai-sampai kamu bingung banget kemarin, hahaha.” kata Dwi.
 “Kemarin mukamu melas banget, Rin. Hahaha,” kata Dian.
 “Jadi aku dikerjain? Jahat banget kalian sama aku. Hahaha,” kataku.
“Iya, maafin kita ya, Rin. Udah bikin kamu bingung dan sedih?” sambung Ema.
“Iya, nggak papa kok. Asal besok jangan diulangi lagi ya?” kataku.
“Oke, Rin.” jawab teman-temanku serempak.
“Makanya kalau taruh barang jangan teledor, Rin.” kata Ema.
“Iya, hehe.” kataku.
 Perasaanku campur aduk antara senang, sedih, dan marah. Ternyata kemarin aku lupa kalau waktu itu Imah meminjam cerpenku. Dan aku lupa mengambilnya karena seingatku cerpenku aku taruh di meja. Tapi ini menjadi suatu pelajaran untukku agar tidak teledor dalam hal apapun.


By : Karina Rani W.
 

Istilah-istilah Dasar Internet

World Wide Web
World Wide Web atau www merupakan aplikasi yang berfungsi sebagai tempat menyimpan dokumen-dokumen internet
Browser
Browser berfungsi untuk untuk mengakses internet
Server
Server berfungsi sebagai pemberi layanan
Client
Client berfungsi sebagai penerima pelayanan
Bandwith
Bandwith berfungsi untuk mentransfer data dalam jangka waktu tetentu
URL
Uniform Resource Locator berfungsi untuk memberi nama alamat website
Intranet
Intranet berfungsi untuk menghubungkan komputer-komputer dalam lingkup yang kecil
HTML
HyperText Mark-up Language berfungsi untuk membuat sebuah halaman web
Search Engine
Search Engine berfungsi untuk mencari informasi yang ada di internet
Hyperlink
Hypertext Link berfungsi untuk mengakses halaman web atau file-file lain
ISP
Internet Service Provider berfungsi sebagai penyedia jasa layanan koneksi ke internet
Program Dial-Up
Program Dial-Up berfungsi untuk mengontrol modem dan mengatur hubungan antara komputer dengan pemberi jasa layanan internet (ISP)
HTTP
HyperText Transfer Protocol berfungsi untuk mempertukarkan informasi di internet
POP
Pop Office Protocol berfungsi untuk mengambil e-mail yang disimpan di internet atau sebuah ISP
GIF
Graphical Interchange Format berfungsi sebagai format file gambar
JPEG
Join Photograpic Experts Group berfungsi sebagai format file gambar
IRC
Internet Relay Chat berfungsi untuk komunikasi di intenet yang menggunakan sarana baris-baris tulisan yang diketikkan melalui keyboard.


E-mail
Electronic Mail berfungsi sebagi aplikasi yang memungkinkan para pengguna internet untuk saling berkirim pesan melalui alamat elektronik di internet.
Milis
Mailing List berfungsi sebagai sarana diskusi atau bertukar informasi dalam satu kelompok melalui e-mail
FTP
File Transfer Protocol berfungsi untuk melakukan pengiriman (upload) atau menyalin (download) sebuah file antara komputer lokal dengan komputer lain yang terhubung dalam jaringan internet.
Telnet
Tele Networking berfungsi menjadikan Komputer  seperti sebuah terminal yang mengakses komputer secara langsung.
Usernet news
User network news merupakan sebuah bulletin board (mirip mading di sekolah) yang sangat besar dan tersebar di seluruh dunia yang dapat digunakan untuk bertukar artikel.
WAIS
Wide Area Information Service berfungsi sebagai penyedia informasi di INTERNET.
Ping
Packet Internet Gopher digunakan untuk memeriksa konektivitas jaringan berbasis teknologi Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP).
Gopher
Gopher berfungsi untuk mencari informasi yang ada di internet
Access Point
Suatu alat yang memungkinkan komputer berperangkat wireless dan alat2 lainnya untuk berkomunikasi via jaringan berkabel. Ini juga digunakan untuk memperluas jangkauan dari sebuah jaringan nirbabel.
Router
Suatu alat atau komponen yang bertugas untuk menentukan jalur terbaik antara dua jaringan.